Welcome to my journal :) My fantasy land that full filled with my randomness.

Monday, November 29, 2010

Happ birthday Leadaahh~~ xD

Uyaaaaa >__<
long time no see yo yo !
#plak

Oke, ini postingan ditujukan khusus buat Chroma Leader JANG YOON HEE a.k.a Ria eonnie yang besok berulang tahun yang ke 22 yeeyyy \(>0<)/

Ah hem...
mba ria itu orangnya gimana ya?
bener-bener kayak layaknya seorang leader (??)
haha
bener-bener kayak eomma deh pokoknya..

perhatian banget, selalu dengerin curhatan saya meskipun itu curhatan sumpah gak penting banget XDD
Trus yaaa kalo misalkan aku pulang malem pasti ditanyaiin deh 'udah nyampe rumah belum?' gitu u.u
ato gak kalo lg sakit ditanyain 'udah minum obat belom?'
aaaa she's the real eomma for Chroma XDDD

hwaaaaa lopeyu deh mba XDD

Harepanku buat mba ria kedepannya moga makin sukses, makin deket sama Tuhan, makin sayang sama keluarga, makin sayang juga sama Chroma (??) XD, sukses untuk karirnya nanti, sukses untuk semuanya deh >__<~ Wish you all the best eonnie.. God Bless You..


SARANGHAE



<3 <3

from us~

Me


GiHae


Rizka


Mba Cicil




Wish you all the best eonnie <3
love ya love ya love ya love yaaaaaa....
*kiss hug*
^o^

Sunday, November 7, 2010

Chroma~ (fanfiction) Yue's Story Chapter 1

lalalalla~~
ini lanjutannya u.u
check it u.u

Chroma---------------------------
Yue (Yoo Riem) Story..
Beginning--------


*minhyuk POV*

Aku baru saja pulang dari rumah Jonghyun hyung, sekarang pukul 12 malam.. hmm YooRiem pasti sudah tidur. GiHae? Ah aku tidak tahu lah, anak itu kadang hidup dimalam hari. Tetapi biasanya ia ada dibawah jika tidak tidur.

“ttokbaroyaegihae nalbogoseo naenuneul chyeoda bogo mareulhae… heeojijan geumarini nawa kkeutnaego sipeungeoni.......”

Aku sedang berjalan menuju kamarku dan terdengar suara dentingan piano dan suara orang menyanyi dari ruang studio band yang biasa aku dan teman-temanku pakai untuk latihan. Aku membuka sedikit pintu ruangan itu dan mengintip.

Kulihat YooRiem sedang bernyanyi sambil memainkan piano, ia terlihat begitu serius dan menghayati lagu tersebut. Aku belum pernah mendengar ia menyanyi sebelumnya, tidak kusangka ia memiliki suara yang sangat-sangat-sangat-sangat bagus sekali (*nyengir kuda* XD). Aku masih memperhatikan adikku yang semakin asyik menyanyi tersebut, aku merasa yakin ia akan bisa tampil di televisi. Yaa.. setidaknya kuharap ia tidak akan gagal sepertiku.

Aku adalah drummer dari grup band yang tidak terkenal, ya.. kami pernah mengeluarkan satu album, namun sayangnya album itu tidak laku dipasaran. Label perusahaan tempat kami bernaung bangkrut karena hutang, konrak kami diputuskan meski baru satu tahun bekerja sama. Jadi sekarang kami hanya manggung jika ada panggilan di kafe-kafe. Sedikit memang bayarannya, tetapi itu jauh lebih baik daripada karya musik kami tidak bisa disalurkan.

“ijeojulge jalsara…” YooRiem akhirnya mengakhiri lagu itu, aku bertepuk tangan dan masuk menghampirinya. Ia terlihat kaget melihatku.

“Oppa…” Katanya kaget melihatku.

Aku duduk di bangku kecil dibelakang drum, ya, tempatku seperti biasa jika sedang latihan. Aku tersenyum menatapnya “Suaramu bagus, sangat sangat bagus. Kenapa kau tidak pernah menyanyi? Padahal aku hampir tiap hari bermain musik.” Ucapku.

“Benarkah suaraku bagus??” Tanyanya dengan sumringah.

“Ya benar. Suaramu sangat bagus, indah dan lembut. ^^” Kataku berkata jujur tentang suaranya.

Ia tersenyum. “Aku jadi semakin percaya diri untuk mengikuti audisi ini.” Katanya terlihat senang.

“Tapi… kemampuan dance-ku benar benar minus.. Aku harus bagaimana?” Katanya terlihat bingung dan sedih.

“Dance?” Kataku dan berfikir sejenak. “Hmm…. Kapan audisi itu dilaksanakan?” tanyaku untuk memastikan.

“Minggu depan, memang kenapa?” Jawabnya lalu bertanya.

“Hmm… masih ada waktu untuk belajar. Aku kenal seseorang yang bisa mengajarimu menari, besok kau ikut aku kerumahnya. Akan kuminta dia mengjarimu.” Ujarku memberikan solusi padanya.

“Jinja? Hwaaa… Oppa saranghae!!” Katanya dan memelukku.

Aku tersenyum dan menepuk-nepuk pundaknya. “Janjilah padaku kau akan menampilkan yang terbaik nanti.” Kataku.

Ia melepaskan pelukannya dan tersenyum manis padaku. “Ne~ aku janji.” Katanya begitu yakin dan tersenyum senang.

Aku mengacak-acak lembut rambutnya “Kau ini lucu sekali. Sekarang tidurlah, sudah malam.” Kataku menyuruhnya tidur.

Dia mengangguk “Arasseo, aku tidur dulu.” Katanya dan keluar dari ruangan ini.
YooRiem… adikku, aku dan dia memang sangat akrab sejak dulu. Dia selalu bersikap manis kepada siapapun, itu sebabnya JongHyun hyung sangat menyukai adikku dari dulu. Tetapi JongHyun hyung tidak pernah berani mendekati adikku, ia terlalu malu untuk mengajaknya berbicara. -___-;;

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keesokannya…
*YooRiem POV*

“GIHAE-YA!” Kataku keras sambil membangunkannya yang sedang tidur itu.

Ia masih memejamkan matanya “Yash! YooRiem-ah, aku sedang tidur…” Jawabnya.

“Yak! Kau ini kerjaannya tidur melulu, sekali-kali hiruplah udara segar pagi hari.” Kataku padanya.

“Ah sudahlah, aku hari ini pergi bersama hyukie oppa. Kau dirumah sendiri ya, hubungi aku kalau ada apa-apa.” Ucapku.

“Hmm.. iya” Katanya dengan mata yang masih terpejam dan melambaikan tangannya padaku. Hhh~ dasar kerbau ==”. Aku pun keluar dari kamarnya dan turun kelantai bawah, kulihat Hyukie oppa sudah menunggu.

“Kita berangkat sekarang?” Tanyaku.

“Ya, ayo jalan.” Ujarnya dan kami pun berjalan menuju garasi dan mengeluarkan mobil, lalu berangkat menuju tempat les baruku.
Hanya butuh 30 menit hingga kami sampai ke tempat tersebut, setelah sampai aku dan Hyukie oppa turun dari mobil dan berjalan hingga kedepan pintu sebuah rumah. Rumah bercat pastel ini memiliki halaman yang luas, rumput hijau dan banyak pepohonan. Namun karena saat ini sedang musim dingin jadilah semua pohon tersebut tidak ada yang berdaun.

MinHyuk Oppa memencet bel untuk yang ketiga kalinya, dan dari dalam munculah seorang laki-laki yang hanya menggunakan wifebeater sehingga menunjukkan otot lengannya yang besar.

“MinHyuk-ah akhirnya kau datang juga. Mari masuk.” Katanya menyilakan aku dan hyukie oppa masuk kedalam rumahnya.

Kami mengikutinya hingga sampai diruang tamu, rumah ini rapi dan tidak dipenuhi banyak barang-barang. “Jadi, ini adikmu yang kau minta aku ajari?” Tanyanya seraya menunjukku.
Aku hanya tersenyum sementara hyukie oppa menjelaskan apa tujuanku ingin belajar dance. Hingga akhirnya hyukie oppa selesai menjelaskan alasanku lelaki itu berkata “Oooh.. baiklah aku mengerti.”

Ia beralih menatapku dan tersenyum. “Perkenalkan, aku Lee Joon, guru barumu.” Katanya dan menyodorkan tangannya padaku.

Aku menyambut tangannya dan tersenyum. “Kang Yoo Riem. Lee Joon-sshi mohon bantuannya.” Kataku dan menundukan kepalaku.

“Oke, jadi sekarang kita sudah bisa latihan. Kau siap?” Tanyanya dan akupun mengangguk. Dia membawaku menuju sebuah ruangan yang kuduga sebagai ruang latihan dance, karena ruangan ini dikelilingi oleh cermin.

“YooRiem-ah, Joon Hyung~ aku harus pergi dulu, aku harus manggung di kafe bersama yang lain.
 Nanti aku akan jemput adikku kesini lagi.” Ujarnya. “Hyung jaga adikku ya.” Tambahnya.

Lee Joon-sshi menepuk bahu Hyukie Oppa. “Ya, tentu saja.” Katanya.

“Baiklah, YooRiem aku tinggal dulu ya.” Katanya padaku.

“Ne~ Hati-hati dijalan.” Kataku padanya dan ia membalas dengan senyum dan lambaian tangannya.

Lee Joon-sshi keluar dari ruangan bersama minhyuk oppa untuk mengantarnya sampai pintu depan. Aku meletakkan tasku di lantai dan membuka jaketku. Aku menatap ke sebuah cermin dan memperhatikan rambutku. “Hmm… kurasa aku harus merapikan rambutku.” Ujarku begitu melihat poniku sudah panjang.

Aku sedang menguncir rambutku ketika Lee Joon-sshi sudah kembali kesini. Ia menatapku dan tersenyum. “Mari kita mulai, sekarang aku ingin melihat kemampuan menarimu.” Katanya dan ia beranjak untuk memasang sebuah CD music. Ketika ia bersiap untuk menekan tombol ‘play’ ia menyuruhku bersiap-siap.

Aku menghembuskan nafas panjang dan musik pun mulai berbunyi. Aku menunjukkan kemampuan menariku yang tidak begitu bagus tersebut, kuhentakkan kaki dan kugerakan badanku sesuai dengan irama musik. Aku mengingat-ingat semua gerakan dance yang belakangan aku sering tonton melalui youtube. Yaa.. memang aku tidak bisa menari seindah dan sebagus mereka yang aku tonton, tetapi setidaknya aku sudah bisa melakukan gerakan-gerakan ini dengan benar.

Aku menari selama lima menit, lagu yang diputar cukup panjang sehingga membuatku berkeringat. Setelah music berhenti aku pun menutup gerakan tariku dan berhenti. Aku mengatur nafasku dan mengelap keringatku, Lee Joon-sshi menghampiriku.

“Sudah cukup bagus, namun ada beberapa yang harus diperbaiki.” Katanya padaku dan ia memutar tubuhku. Ia memegang bahuku dan menegakkannya, ia berdiri didepanku dan mulai mengajariku beberapa teknik menari serta menunjukkan beberapa gerakan tari.

Aku memperhatikan setiap kata-katanya serta semua gerakan-gerakan yang ia tunjukkan padaku, sebisa mungkin aku mencoba mengikutinya. Meski beberapa kali aku salah namun Lee Joon-sshi dengan sabar mengajariku dan membenarkan tiap-tiap gerakanku. Dia sudah mengajariku sekitar satu jam setengah dan sekarang kami sedang beristirahat.

Aku duduk dilantai dan bersandar pada cermin dan beristrahat, keringatku bercucuran dengan banyak.

Aku meraih tasku dan mengeluarkan handuk untuk mengelap keringatku. Lee Joon-sshi keluar dari ruangan, aku masih duduk di lantai karena masih sangat capek. Dirumah aku sering berlatih sendiri dengan menonton dance tutorial dari youtube. Tetapi jika dibandingkan dengan belajar seperti sekarang ini aku jauh lebih bisa mengerti dan menirukannya dengan baik.

Lee Joon-sshi masuk sambil membawakan minuman dingin, ia memberikan minuman itu padaku. Aku menerimanya dan langsung meminumnya.

“YooRiem-ah~ sebentar lagi temanku yang ingin latihan dance akan datang kemari.”Katanya padaku.
Aku menaruh minuman itu disampingku. “Hmm.. apakah aku mengganggu kalian?” tanyaku khawatir.

“Ah ani.. dia hanya datang untuk berlatih, aku akan tetap mengajarimu.” Jelasnya padaku.

“Oh baiklah..” Kataku sambil mengangguk.

Kira-kira 15 menit setelah itu datanglah seorang cowok yang kira-kira hampir seumuran dengan Minhyuk oppa masuk kedalam ruangan itu. Lee Joon-shhi bangkit dari duduknya dan menghampiri laki-laki tersebut. “Cheondung-ah, mari kukenalkan dengan seseorang.” Ucap LeeJoon-sshi sambil menuju kearahku.

Akupun berdiri dan tersenyum kepada si cowok itu, dan ia membalas senyumku dengan senyum yang manis sekali. “Yoo Riem-ah, perkenalkan ini temanku, Cheondung.” Kata LeeJoon-sshi “dungie ah, ini adik MinHyuk, Kang Min Hyuk, namanya Kang Yoo Riem.” Katanya memperkenalkan kami berdua.

Aku dan Cheondung berjabat tangan dan tersenyum. “Kau adik MinHyuk? Waaa kau sudah cantik rupanya.” Kata Cheondung-sshi padaku sambil tersenyum memperhatikanku.

“Ah, terima kasih Cheondung-sshi.” Kataku.
Ia tersenyum. “Kau belajar menari dengan Joonie hyung? Kau tahan?” Tanyanya.

“Yak! Apa maksudmu?” Sela Lee Joon-sshi sambil mendorong bahu Cheondung.
Cheondung-sshi mengaduh kesakitan. “YooRiem-ah lihat sendiri kan? Aku salah bicara sedikit saja ia sudah memukulku.”

“Yak! Kau ini benar-benar…” Lee Joon-sshi membuka sepatunya dan bersiap melemparnya kearah Cheondung. Cheondung-sshi hanya tertawa dan berusaha kabur.

Aku tertawa melihat tingkah mereka yang seperti anak-anak, sepertinya mereka berdua memang sudah berteman dekat. Setelah lima menit mereka berkelahi (??) aku melanjutkan sesi belajarku dengan Lee Joon-sshi, sedangkan Cheondung-sshi sibuk menari sendiri dengan musik yang terputar di headphonenya.

Selagi ada kesempatan aku melirik kearahnya, ia terlihat begitu luwes menggerakan tubuhnya. Ehm… wajahnya… wajahnya sangat manis dan senyumnya sangat sangat manis (dungie aahhhh >__<).
Hem.. garis wajahnya.. seperti mirip dengan seseorang yang pernah kulihat. Ah sudahlah, aku jadi memperhatikannya terus. =__=;;

Kami selesai latihan dua jam kemudian, total hari ini aku sudah berlatih selama 3 setengah jam. Astaga tubuhku seperti ingin remuk rasanya. >__< Aku mengecek ponselku yang sedari tadi aku abaikan, kulihat ada 5 missed calls dan satu pesan. Aku melihatnya dan semuanya itu dari MinHyuk Oppa, hmm apa yang terjadi. Aku pun membuka pesannya..

From : Hyukie Oppa
YooRiem-ah, maaf ya aku tidak bisa menjemputmu.
Acara kami ternyata lebih lama dari dugaanku.
Jadi kau pulang sendiri saja ya?
Mianhae..

Aku membacanya dan memasang tampang cemberut. Akupun menghampiri Lee Joon-sshi yang sedang mengobrol dengan Cheondung-sshi. “Lee Joon-sshi, Cheondung-sshi.. bisakah kalian memberitahuku bus mana yang harus kunaiki agar bisa sampai kerumah?” Tanyaku.

Lee Joon-sshi menatapku heran. “Bukankah MinHyuk akan menjemputmu?” Tanyanya padaku.

“Dia tidak bisa menjemputku, acaranya masih belum selesai. Jadi ya aku terpaksa harus pulang sendiri.” Ujarku.

“Aku bisa mengantarmu” Kata Cheondung-sshi.`

“Eh?  Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu.” Jawabku buru-buru.

Cheondung-sshi tersenyum kepadaku. “Kau tidak merepotkan, aku memang ingin pergi ke suatu tempat yang searah dengan rumahmu.” Ujarnya padaku.

“Hee? Kau tau rumahku dimana?” Tanyaku kaget.

“Tentu  saja aku tahu, aku pernah kerumahmu beberapa kali.”

“Benarkah? Aku tidak pernah melihatmu.”

“Kau sedang sekolah ketika aku kerumahmu, jadilah kita tidak bertemu.” Jelasnya.

“Oh, pantas saja.” Kataku.

“Ehm” Lee Joon-sshi berdehem dan membuatku dan Cheondung-sshi menoleh kearahnya. “Jadi kalian akan pulang bersama? Sekarang kan? Aku perlu membereskan rumah ini.” Ujarnya.

“Hyung-ah kau mengusir kami?” Tanya Cheondung-sshi.

“Tidak aku tidak bermaksud begitu, aku hanya meminta kalian cepat pulang XD” Katanya dengan senyuman kuda. ==a

“Iya iya baiklah, ayo YooRiem mari kita pulang.” Kata Cheondung-sshi mengajakku.

“Tapi benar aku tidak merepotkanmu?” Tanyaku lagi.

“Kau ini, tidak apa-apa kau tidak merepotkan sama sekali.” Katanya dan tersenyum.

Aku ragu-ragu namun akhirnya kuterima tawarannya, aku dan Cheondung-sshi berpamitan pada Lee Joon-sshi dan ia pun mengantarkan aku pulang. Disepanjang perjalanan kami membicarakan banyak hal, ia bercerita bahwa ia adalah adik dari Sandara Park salah satu member 2ne1. Itu sebabnya aku merasa pernah melihat wajahnya.

Ia menanyakan berbagai hal tentangku, ia juga menanyakan apa alasanku berlatih menari dengan Lee Joon-sshi. Dan aku pun bercerita tentang audisi itu, ia sangat mendukungku dan memberiku banyak masukan. Aku baru saja mengenalnya namun kurasa kami bisa bersahabat baik, ia orang yang sangat baik hati dan menyenangkan.

Kami sampai didepan rumahku, aku pun turun dari mobil Cheondung-sshi. “Terima kasih sudah mengantarkanku, kau mau mampir dulu?” Tanyaku menawarkannya.

“Ah ani, aku harus segera berangkat. Maaf ya..” Ujarnya.

Aku tersenyum. “Tidak apa-apa, tak perlu meminta maaf.” Kataku. “Sekali lagi terima kasih ya sudah mengantar.”

“Sama-sama.” Ujarnya. “Aku pergi dulu ya. Sampai nanti.” Katanya padaku sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Aku membalas lambaian tangannya dan mobilnya mulai berjalan menjauh.

Setelah mobilnya sudah tidak terlihat lagi aku masuk kedalam rumah dan betapa kagetnya aku melihat GiHae sudah berdiri di depan pintu. “Ya! Kenapa kau didepan pintu? Mengagetkan saja.” ==” Kataku padanya.

“YooRiem-ah, tadi siapa yang mengantarmu? Aku tidak kenal.” Tanyanya.

“Kau ini mengintip ya -__-“ Kataku. “Dia teman MinHyuk Oppa.” Jawabku sambil duduk di sofa ruang tamu dan melepas sepatuku.

“Ohh.. pantas.” Katanya.

“Kenapa kau berdiri di depan pintu? Menungguku?” Tanyaku padanya.

“Tepat.” Katanya sambil nyengir kuda.

“Kenapa kau menungguku?” ==a Tanyaku.

Ia nyengir menatapku. “YooRiem-ah… aku lapar.” Katanya sambil mendorongku menuju dapur. Dasar anak ini =__=;; aku sudah menduganya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 week later……


Hari ini setelah sepulang sekolah aku dan GiHae sudah berada di gedung SSFent, aku begitu nervous dan gelisah sejak tadi pagi. MinHyuk Oppa sudah berkali-kali aku telepon untuk menenangkan pikiranku, ia beserta teman-teman bandnya (JungShin-sshi, YongHwa-sshi, dan JongHyun-sshi) semalam datang kerumah untuk memberiku semangat. Mereka mengatakan bahwa aku pasti lolos audisi ini.

 Lee Joon-sshi dan Cheondung-sshi juga kemarin memberiku semangat dan mendukungku. Pada saat latihan kemarin mereka mengajariku berlatih menari dengan sangat serius dan sabar. Aku pun juga berlatih sangat keras kemarin, lima jam berlatih dengan Lee Joon-sshi dan Cheondung-sshi, serta dirumah aku berlatih terus untuk meminimalisir kekuranganku.

Ah ya, mengenai Cheondung-sshi… sudah seminggu ia terus meneleponku dan sudah seminggu pula kami terus bertemu di tempat Lee Joon-sshi. Ia sangat baik dan terus memberiku nasihat serta dukungan-dukungan setiap hari. Dia sekarang sudah menjadi teman baikku, meskipun aku baru mengenalnya namun aku sangat senang dan yakin bahwa ia adalah teman yang baik.

“GiHae-ya, bagaimana penampilanku?” Tanyaku padanya setelah selesai berganti baju di toilet gedung ini.

Ia menatapku dari atas hingga bawah. “YooRiem-ah, kau ini seperti ingin manggung saja.” Katanya.

“Jelaslah, kita kan mau audisi.” Kataku. “Sekarang cepat katakan, bagaimana penampilanku? Bagus tidak?” Tanyaku.

“Kau… cantik, manis….” Jawabnya.

Aku menatapnya “Jinja?”

“Ye~” Jawabnya.


“Nah, sempurna. Sekarang tinggal kau yang ganti pakaian.” Kataku menyuruhnya masuk kedalam bilik toilet dan memberikannya pakaian yang sudah kubeli untuknya kemarin.

“Yak! YooRiem-ah jelaskan dulu kita ini sebenarnya mau ngapain?” Tanyanya.

“Sudah, cepat ganti pakaianmu! Jangan banyak bicara!” Kataku dan memaksanya masuk.

Sementara GiHae mengganti pakaiannya aku menatap cermin dan melihat penampilanku, aku kemarin baru memotong rambutku dan merapikannya. Begitu MinHyuk Oppa dan GiHae melihatku dengan rambut baruku kemarin, mereka terus mengatakan aku manis ==a.

GiHae keluar dari bilik toilet dengan pakaian yang kuberikan tadi. “Omona! Kau keren sekali..”Ucapku begitu melihat GiHae keluar.

“Yak! YooRiem-ah aku tidak mengerti ini. Jelaskan padaku!!” Katanya.

“Nanti saja kujelaskan kalau kita sudah ada di ruang tunggu.” Ujarku lalu aku keluar sambil menarik GiHae menuju ruang audisi. Sesampainya disana aku mengantri untuk mengumpulkan formulirku dan GiHae, setelah itu aku dan GiHae menunggu giliran di ruang tunggu. Disekitarku penuh dengan gadis-gadis cantik yang berpakaian bagus, begitu melihat mereka aku merasa minder. Bisakah aku lolos audisi ini??

GiHae terus menerus bertanya padaku tentang audisi ini, ==” aku heran kenapa ia bisa tidak sadar akan apa yang dia lakukan.  =__=

GiHae yang sudah sepuluh menit berada diruang audisi belum keluar juga. Aku khawatir anak itu pingsan disana. ==a “Nomor 1148” panggil seorang wanita di depan ruang audisi. Aku menghembuskan nafas panjang dan mulai melangkah masuk. GiHae baru saja keluar dari ruang audisi itu sementra aku masuk.

“Doakan aku berhasil..” Kataku sambil tersenyum melewatinya.

Dan kini aku berada diruang audisi, tiga orang juri menatapku dan tersenyum ramah padaku. Jantungku berderbar dan aku sangat nervous. Aku mengatur nafasku untuk sedikit menenangkanku, akhirnya aku tersenyum kepada semua juri tersebut. “Kang Yoo Riem.. hmm.. sekarang tunjukkanlah apa yng ingin kau tunjukkan pada kami.” Kata seorang juri laki-laki kepadaku.

Aku mengangguk “Baiklah, err.. bisakah aku menggunakan keyboard ini?” Tanyaku.

“Tentu saja silahkan.” Jawab salah seorang juri.

Aku menghela nafasku, menghitung dari satu sampai tiga….. dan mulai!

Jari-jari tanganku yang ramping memainkan tuts-tust keyboard tu dengan lincah. Bermain piano adalah salah satu keahlianku semenjak aku kecil. Minhyuk belajar drum dan aku belajar piano, kami sangat menyukai music. Aku mulai menyanyi ketika intro sudah selesai kumainkan, aku mulai merasa nyaman ketika sudah berada dipertengahan lagu. Suaraku keluar dengan lepas dan lantang, dan permainan keyboardku semakin lincah beriringan dengan tempo lagunya.

Hmm.. aku tidak peduli lah apabila aku tidak lolos audisi, yang sekarang ada dipikiranku adalah ‘aku ingin bernyanyi, menyanyi, dan menyampaikan semua isi hatiku dalam lagu.’…

Aku selesai menyanyikan lagu itu dan aku menatap para juri dengan gelisah.Mereka pun juga menatapku, namun tatapannya berbeda denganku. Mereka menatapku dengan sangat takjub (ehem ehem xD). “Oh wow, suaramu indah sekali.” Kata seorang juri wanita kepadaku.

“Terima kasih.” Kataku sambil membungkuk.

“Lalu sekarang ada yang ingin kau tunjukkan lagi? Seperti menari mungkin.” Tanya seorang juri laki-laki padaku.

“Ya, baiklah. Aku ingin menari lagu ini.” Kataku sambil memberikan CD kepada salah seorang kru.

Ketika music sudah berbunyi aku pun mulai menari, kugerakan tubuhku sesuai dengan irama music dan juga melakukan gerakan-gerakan tubuh yang sudah seminggu kupelajari dari Lee Joon-sshi dan Cheondung-sshi. Setelah latihan bersama mereka kurasakan teknik menariku sudah mulai meningkat, bahkan kata MInHyuk Oppa, LeeJoon-sshi dan Cheondung-sshi aku sudah mahir. Padahal aku masih memiliki banyak kekurangan dan masih sering melakukan kesalahan.

Lagu yang dimainkan ini adalah lagu mix yang diberikan Lee Joon-sshi selama latihan, jadi selama seminggu aku hanya menari lagu ini dan megulangnya sampai berkali-kali. Aku masih meneruskan tarianku dan perlahan jantungku sudah tidak berdebar kencang lagi, aku sudah semakin santai dan semakin luwes menggerakan tubuhku. Hingga sampai pada saat akhir lagu, aku melakukan gerakan penutup sambil mengedipkan mataku…. dan selesai.

Seorang juri bertepuk tangan ketika aku menyudahi penampilanku, lalu dua juri lainnya ikut bertepuk tangan, ah dan.. dan semua orang diruangan ini bertepuk tangan! Aku tersenyum dan rasanya seperti ingin meledak. Apakah benar tarianku segitu bagusnya?? Ah aku benar-benar harus berterima kasih banyak pada Lee Joon-sshi dan Cheondung-sshi.

“Penampilanmu luar biasa, tarian yang sangat indah dan keren!” Kata juri wanita itu.

“Ah, terima kasih.” Jawabku dengan sangat senang.

“Baiklah YooRiem, terima kasih sudah menunjukkan kemampuanmu. Sekarang kau boleh keluar.” Ujar seorang juri laki-laki sambil tersenyum kepadaku.

Aku membungkukan badan kepada semua orang yang ada disitu. “Baiklah, terima kasih banyak.” Kataku, tersenyum dan keluar meninggalkan ruangan ini.

Begitu sampai diluar aku langsung berlari dan memeluk GiHae sambil terus tersenyum.

“Yak! YooRiem-ah kau ini kenapa?” Protes GiHae sambil mencoba melepaskan pelukanku.

Aku tidak menjawab pertanyaannya dan terus memeluknya sambil tersenyum (atau lebih tepat nyengir kali ya XD). Hmm… aku sangat yakin, aku pasti lolos audisi ini…..

TBC
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  Image and video hosting by TinyPic
------------------------------------------------------------------------------------

heheheh gimana?
ada kemajuan gak? xp
kkk hope you like it..

New Cast :

Park Sang Hyun / Thunder / Cheondung (MBLAQ) as Cheondung
Image and video hosting by TinyPic

Lee Chang Sun / Lee Joon (MBLAQ) as Lee Joon
Image and video hosting by TinyPic

Chroma~ (fanfiction) Yue's Before Story

Hallo..
lama tak bersua (~3-)~
saya kembali nih dan as usual borongan ngepostnya u.u

okay, this is my fanfiction project with my beloved Chroma ladies XDD (Mba ria, mba cicil, ririz, anggi)


Check it u.u

Chroma-----------
Yue (Yoo Riem)’s before story…


“YA-KANG YOO RIEM!”

Aku tersentak, suara keras dan melengking itu membangunkanku yang sedang tidur. Segera aku bangkit dan mencari sumber suara tersebut disekitar kamarku.

“Tok tok” terdengar suara ketukan “YOO RIEM-AH” suara itu kembali memanggil dan sekarang aku tau suara itu berasal dari luar jendela kamarku. Buru-buru aku membukakan jendela dan melihat siapa yang ada disana, Eomma-ku.

“aigoo~ Eomma, kenapa berteriak dijendela. Kenapa tidak langsung masuk saja?” keluhku yang masih mengantuk.

“Aku lupa bawa kunci rumah, sekarang cepat bukakan pintu sebelum aku mati kedinginan.” Perintah Eomma padaku.

“Iya iya baiklah” ujarku dan berjalan menuju pintu depan, aku pun membukakan pintu dan berhadapan langsung dengan Eomma yang memasang wajah kusut.

Eomma masuk kedalam rumah dan langsung duduk di ruang tengah, ia menghela nafas dan memijat keningnya. Aku menghampiri dan duduk dihadapan Eomma-ku dan memeluk bantal.

“Eomma ada apa? Tumben sekali jam 9 pagi sudah kembali ke rumah. Ada apa dikantor?” Tanyaku ketika melihat Eomma terlihat pusing memikirkan sesuatu.

“Ada sedikit masalah, dan masalah ini aku harus bicarakan denganmu serta Minhyukie.” Ujarnya padaku.

“Masalah? Masalah apa?” Tanyaku heran.

“Akan kujelaskan setelah kakakmu ada disini. Sekarang dimana dia?” kata ibuku seraya melihat sekeliling.

Aku mengangkat bahu. “Entahlah mungkin keluar.”

“Cepat hubungi dia, suruh pulang sekarang.” Perintahnya padaku.

Aku pun meraih telepon rumah yang terletak di meja kecil disamping tempat dudukku, lalu memanggil nomer Hyukie kakakku.

“Yeobboseo?” jawab kakakku disebrang sana.

“Oppa~ kau ada dimana?” tanyaku.

“Yoo Riem? Ah, aku ada dirumah Jung Shin. Ada apa?” Ujarnya.

“Cepat pulang, Eomma ingin bertemu dan membicarakan sesuatu.”  Kataku padanya.

“Pulang? Sekarang?” Tanyanya.

“Ne~” jawabku.

“Ada apa memangnya?” ia bertanya lagi.

“Aku tidak tahu, pokoknya Eomma menunggumu dirumah sekarang.” Ujarku padanya.

“Baiklah aku pulang sekarang.” Katanya dan menutup telepon.

Akupun meletakan telepon itu kembali ketempatnya, dan Eomma bertanya padaku.“Dimana dia?”

“Ada dirumah Jung  Shin-sshi, llima menit lagi juga sudah pulang.” Kataku dan Eomma pun tidak berkata apa-apa lagi. Aku memperhatikan raut wajah ibuku yang terlihat pusing. “Eomma~ ada apa? Kelihatannya kau begitu resah?” tanyaku penasaran.

“ Nanti akan kuberitahu. Sekarang buatkan aku teh madu, kepalaku pusing.” Ujarnya dan memerintahku (lagi) ==”

Aku pun menuruti apa yang diperintahkannya, aku menuju dapur dan membiarkan ibuku sendiri di ruang tengah untuk menenangkan pikirannya. Selama aku membuat teh kudengar suara pintu depan terbuka dan juga suara MinHyuk oppa memanggil Eomma. Aku selesai membuat teh, namun aku memutuskan untuk membuatkan minum untuk Hyukie Oppa juga, jadilah aku tinggal didapur lebih lama.

Aku keluar dari dapur dan membawa dua gelas minuman menuju ruang tengah, aku letakkan cangkir teh madu Eomma dihadapannya, serta gelas minuman satu lagi didepan Hyukie oppa. Eomma mengambil cangkir tersebut dan meneguknya hingga habis setengah, lalu menaruhnya kembali diatas meja. Aku dan Hyukie oppa memandang Eomma dengan penasaran bercampur khawatir.

“Ada apa? Sepertinya ada masalah penting.” Tanya Kakakku pada Eomma yang memang terlihat pusing sedari tadi.

Ia menghela nafas. “Ada yang harus aku bicarakan dengan kalian. Ini menyangkut tentang pekerjaanku, dan aku harus pindah dari sini.” Ucapnya pada kami.

“Apa? Pindah? Kita akan pindah?” Tanyaku kaget.

Eomma buru-buru menjawab. “Ah tidak tidak, kau sudah sekolah menengah tingkat akhir. Akan susah jika kau pindah sekolah.”

MinHyuk Oppa angkat bicara. “Jadi, maksudmu aku dan Yoo Riem akan tinggal berdua saja di Seoul?” Tanyanya sedikit kaget bercampur resah.

Eomma menghembuskan nafas panjang. “Ya, itu yang ingin aku katakan.” Kata ibuku.

Aku menjatuhkan punggungku di sofa “Jadi aku dan MinHyuk Oppa akan tinggal berdua saja di Seoul?  Aigoo~” Aku membenamkan wajahku di kedua telapak tanganku. “Seandainya Appa bukan seorang pelaut, serta Eomma hanya ibu rumah tangga. Pasti rumah ini akan ramai.” Kataku lemas.

“YooRiem-ah~ maaf, tapi aku benar-benar harus pergi. Hanya tiga tahun, dan setiap bulan aku akan mampir kesini.” Kata Eomma padaku sambil memegang lenganku.

“Ya ya ya.. aku mengerti.” Jawabku sedikit malas.

“Memang Eomma harus pindah kemana?” Tanya kakakku.

“Iksan, pabrik baru dibangun disana. Aku ditugaskan mengawasi pabrik baru itu.” Jelasnya.

“Eomma~” panggilku. “Kapan kau berangkat? Dalam waktu dekat kah?” Tanyaku yang sudah mulai sedih.

Eomma tersenyum dan memeluk bahuku. “Ya, lusa aku pergi kesana.” Katanya.

Aku dan Hyukie oppa tersentak kaget. “Apa? Lusa? Secepat itu?” Tanya MinHyuk Oppa yang sangat kaget.

Eomma menghela nafasnya lagi. “Ya, aku saja baru diberitahu tadi. Makanya aku buru-buru pulang untuk menemui kalian.” Ujarnya pada kami berdua.

“Eomma~” Aku memeluknya dan menangis.

Eomma memelukku dan mengelus rambutku. “Ssssh~ jangan menangis, aku akan rajin menjenguk kalian disini.” Katanya padaku tetapi aku terus saja menangis sedih dipelukannya, sedangkan MinHyuk Oppa hanya bisa diam dan tak berkata apa-apa.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 weeks later……….

Everyday I shock, every night I shock~”

“Siapa sih yang nelpon pagi-pagi gini.” Keluhku dalam hati, aku meraba tempat tidurku untuk mencari handphoneku yang berdering dari tadi.

Everyday I shock, every night I shock~”  Handphoneku masih berbunyi terus dan aku baru menemukannya lima detik kemudian. Aku membuka mataku sedikit untuk melihat nama orang yang menelponku “Lee Gi Hae”. Aku pun mengangkatnya “Yeobboseo? Gi Hae-ya?”

“Ne~ YooRiem-ah, bisakah aku kerumahmu?” Jawab GiHae yang bertanya padaku.

Aku melirik kearah jam dinding dikamarku, pukul 6:30, terlalu pagi untuk bertamu. “Sekarang? Ini masih jam setengah tujuh pagi .” Jawabku.

“Ayolah, aku benar-benar butuh bantuanmu. Aku kerumahmu sekarang ya?” Ucapnya sedikit memaksa.

Aku pun menyerah, mungkin ia memang membutuhkan bantuan. “Yasudah, datang saja. Tapi aku belum mandi, jadi jangan protes ya nanti.” Kataku padanya.

“Iya, aku akan sampai 20 menit lagi. Annyeong~” Katanya mengakhiri pembicaraan kami.

“Ya, annyeong~” kataku dan menutup telepon.

Aku menguap dan menarik selimut menutupi tubuhku, musim dingin yang membekukan. Lima menit aku berbaring di tempat tidur, lalu aku pun bangun dan beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi.

Setelah itu aku turun kelantai bawah dan melihat Hyukie oppa sedang membuat susu di dapur, aku menghampirinya dan membuka kulkas yang terletak tak jauh dari tempat Hyukie oppa berdiri. Aku mengambil sebuah apel dan duduk di kursi makan sambil menekuk lututku.

“Tumben kau sudah bangun, ini kan hari minggu.” Tanya MinHyuk Oppa padaku.

Aku menggigit apelku dengan malas. “GiHae menelponku tadi, dia bilang mau kesini.” Jawabku lalu kembali memakan apel.

MinHyuk Oppa mencampurkan bubuk cokelat kedalam gelas susunya. “GiHae? Teman sekelasmu itu?” Tanyanya.

“Ye~” jawabku singkat.

“Ada apa dia kesini pagi-pagi?” Katanya bertanya padaku sambil berjalan kearahku dan duduk dihadapanku, ia meletakkan satu gelas susu didepanku.

“Entahlah, dia bilang butuh bantuan. Mungkin ada sesuatu yang penting.” Ujarku lalu meraih gelas susu yang ada dihadapanku dan meminumnya habis.

Ting Tong” terdengar suara bel pintu “Mungkin itu dia.” aku bangkit dan berjalan menuju pintu depan dan membukakan pintu. Benar saja, GiHae yang ada dihadapanku sekarang.

“Yoo Riem-ah~ Aku butuh bantuan…” Katanya padaku.

“Masuklah, ceritakan semuanya didalam.” Kataku mempersilakannya dan dia mengikutiku sampai keruang tengah dan duduk disampingku. “Nah sekarang ceritakanlah, kau butuh bantuan apa?” Tanyaku.

GiHae menggigit bibirnya dan terlihat sedikit takut atau ragu-ragu. “Yoo Riem-ah~ bisakah… bisakah aku.. tinggal denganmu?” Ucapnya.

Aku diam, kaget untuk sementara detik. “Mworago? Tinggal denganku? Disini?” Tanyaku padanya.

“Ne~ “ Jawabnya singkat sambil menundukkan wajah.

“Apa alasanmu meminta tinggal disini? Kau kan punya rumah?”
GiHae menghela nafasnya. “Aku…………………………………….

Ps : ini tugasnya anggi yang lanjutin di ff-nya yaaaaaa… v.v
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Kau ini… seperti kelelawar saja. Ya sudah. Selamat tidur.” Aku keluar dari kamar tamu yang sekarang menjadi kamar GiHae, aku masuk kedalam kamarku yang terletak disebelah. Aku duduk dimeja tulisku, memandang jendela yang memperlihatkan langit pagi yang cerah. Aku memikirkan kejadian hari ini, GiHae datang kerumahku dan berkata ingin tinggal denganku.. ah tidak ia sudah tinggal disini.

Aku tak tahu persis bagaimana perasaanku, aku merasa sedih dan prihatin pada GiHae namun aku uga merasa senang aku bisa membantunya. Dan yang terpenting aku senang rumah ini tidak akan lebih ramai, yaa meskipun Cuma bertiga tapi aku yakin GiHae dan aku bisa membuat gempa satu rumah bila sudah bersatu (??).

Aku mendengar pintu kamarku terbuka, aku menoleh dan kulihat MinHyuk oppa masuk kekamarku dan duduk di tempat tidurku. Ia memasang wajah serius, “Yoo Riem-ah, kapan kita akan memberi tahu Appa dan Eomma tentang GiHae?” Tanyanya.

Aku memutar kursi hingga berhadapan dengan Hyukie Oppa. “Mwo? Kenapa Tanya padaku, aku kan adik disini.” Jawabku.

“Hmm…” dia bergumam dan lalu diam. “Baiklah nanti malam aku akan menelpon eomma dan appa. Tapi kalau aku mengalami kesulitan aku butuh bantuanmu ya.” Ujarnya padaku.

“Arasseo..”jawabku singkat.

Hyukie oppa bangun dan beranjak keluar, namun ia berhenti di depan pintu. “Yoo Riem-ah, kau mau sarapan apa? Aku baru ingat kita belum makan.” Tanyanya.

“Hmm… roti bakar saja.” Kataku dan Hyukie oppa bersiap untuk keluar dan menutup pintu kamarku. “AH YA~ OPPAA~” Panggilku menahannya keluar.

Hyukie oppa membuka lagi pintuku “Aigoo~ apa?” tanyanya.

Aku bangkit dari kursi dan meraih ponselku. “Sebentar aku ingin memperlihatkan sesuatu.” Kataku padanya sambil memencet keypad handphoneku. “nah ini.” Kataku dan kutunjukkan layar handphoneku kepada Hyukie Oppa.

Ia mengambil handphoneku dari tanganku, ia membacanya. “Apa? Audisi girlband?” Tanyanya bingung.

“Ah anu.. err…. Aku mau minta izin untuk ikut audisi itu.” Jawabku sedikit malu, ini pertama kalinya aku mengatakan hal ini pada kakakku.

Minhyuk oppa membelalakkan matanya kaget. “Mworago? Kau mau ikut audsi ini??”

“Ne~ Boleh kah?” Tanyaku.

Ia terdiam sebentar. “Aku mendukung apapun kegiatanmu selama itu positif. Tentu saja aku izinkan, tetapi kau juga harus meminta izin pada Appa dan Eomma.” Ujarnya.

“Ne~ Arra.. aku pasti akan memberitahu mereka.” Jawabku.

Minhyuk oppa berbalik, bersiap untuk keluar kamar. Namun ia berhenti dan berbalik kearahku lagi. “Ngomong-ngomong… apa alasanmu ikut audisi itu? Tidak biasanya kau tertarik dengan hal-hal seperti itu.” Ia bertanya padaku dengan bingung.

“Ah, sebenarnya ini karena orangtua kita.” Jawabku sedikit sedih.

Minhyuk oppa mengerutkan dahinya. “Apa? Jelaskan.”

Aku menghela nafas. “Aku merasa jauh dengan eomma dan appa, aku bahkan takut appa lupa dengan wajahku… aku.. aku ingin mereka bisa melihatku meskipun jarak kita jauh. Aku mau mereka ingat wajahku, ingin mereka menatap bangga padaku jika aku bisa ada di layar televisi.”  Jelasku padanya.

Minhyuk oppa terdiam, ia menghampiriku dan lalu memelukku. “Aku juga merasakan hal yang sama.” Katanya. “ Teruskanlah, aku mendukungmu.” Katanya padaku dan melepaskan pelukannya.

Aku memandang wajah kakakku dan tersenyum padanya. “Terima kasih.” Ucapku.

Minhyuk oppa hanya tersenyum, lalu ia mengacak-acak lembut rambutku. Dia berbalik dan akhirnya keluar kamar. Aku tersenyum, merasa bahagia memiliki kakak seperti dia. Ah ya, aku harus memberitahu GiHae juga, aku akan memaksanya ikut audisi juga.

Akupun keluar kamar dan membuka pintu kamar GiHae dengan keras. Aku menghampirinya yang sedang tertidur.  “YAK! YAK!! IROHNA!!”  aku mengguncangkan badannya untuk membuatnya bangun.

“Yash… YooRiem! Aku kan sudah bilang aku mengantuk!” kesalku karena tidurku terganggu.

“Ikut ini, yuk!!” Aku menunjukkan layar handphoneku didepan wajahnya.

GiHae menyipitkan matanya untuk membaca tulisan tersebut. “Au..disi girlband?” tanyanya dengan aneh (??)

“Iya! Ayo ikut ini GiHae-ya~ kau tahu kan aku eomma dan appa ku jauh dari ku, aku hanya ingin mereka melihatku, dan kupikir, dengan cara seperti ini mereka bisa dengan mudah melihatku. MinHyuk oppa juga mendukungku. Kau mau kan temani aku?” Jelasku padanya mencoba merayunya untuk mau ikut audisi itu denganku.

“Andwae.”  Ia menjawab singkat dan kembali memejamkan matanya.

“YAK!! Jebaall”  Kataku sedikit keras dan memaksa (??)

“Ara, ara! Sudahlah. Aku mau tidur.” Jawabnya dengan malas, namun jawabannya membuatku tersenyum.

“Jadi kau mau?” Tanyaku dengan senyum sumringah.

“Ne.” Ia menjawab dengan mata terpejam.

“Hyaaa >.< gomawo GiHae.” Kataku dan memeluknya.

“Biarkan aku tidur… jebaalll” Katanya dan aku pun melepaskan pelukanku.

“Chua… sleep well, GiHae.” Kataku dan keluar dari kamarnya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku telah memikirkan ini sejak lama, dan entah mengapa aku begitu bersemangat. Yaaa… lihat sajalah nanti bagaimana…

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- gimana gimana?? u.u haha kalo mau baca fict Chroma yang lainnya liat disini
thankyou <3 comment are love~ Cast : Me as Kang Yoo Riem Image and video hosting by TinyPic

Kang Min Hyuk (CN BLUE) as Kang Min Hyuk (YooRiem's brother)


Anggi as Lee Gi Hae




hehe penasaran kenapa fotonya gihae begini? xp
baca aja fanfiction Chroma versi Gi Hae..