Welcome to my journal :) My fantasy land that full filled with my randomness.

Friday, June 17, 2011

The Unspoken Love, Tears of Regret. - Oneshot

Title                       : The Unspoken Love, Tears of  Regret.
Chapter                : oneshot
Genre                   : Romance, angst (?) gatau deh =__=a
Rating                   : NC-17 (gak parah kok cuman slighty NC aja kali ya tepatntya #slapped)
Disclaimer           : I don’t own anything except my OC Kang YooRiem and the story plot.
Pairing                  : Kwon Ji Yong/G-DRAGON(bigbang) & Kang Yoo Riem (OC)
Author                  : Yuechara (Kartika Paramaswari)

 Image and video hosting by TinyPic

Apakah kau tahu apa yang paling menyedihkan dalam kisah cinta?
Dalam kasus ku, yang paling menyedihkan adalah dimana saat kau sangat mencintai seseorang,
Namun kau sadar bahwa kau mencintai orang yang salah.
Tetapi kau tak bisa menghentikannya,
Debaran itu tetap ada, rasa itu tetap ada, kerinduan itu tetap ada, dan cinta itu tetap ada.
Hingga pada akhirnya kau rela terluka hanya demi mencintainya.

Di ruangan ini sangat sepi, hanya terdengar suara televisi dengan volume yang sangat kecil sedang menyala dan menampilkan sebuah acara musik yang terkenal. Dan di kamar ini pula duduk seorang gadis yang sedang  menonton acara itu sambil memeluk kedua lututnya. Ia tak bersuara apa-apa, hanya terus memfokuskan perhatian pada televisi dihadapannya.

 Kali ini dua MC mengatakan sesuatu –seperti memberi tahu siapa yang akan tampil selanjutnya—lalu para fangirl yang menonton langsung berteriak dengan heboh dan kencang sembari memberikan fanchant “kwon ji yong kwon ji yong” secara berulang-ulang.

                Lalu munculah seorang laki-laki berambut pirang dari belakang panggung dan melangkah ke tengah sambil memberikan senyum khas yang dimilikinya. Saat musik sudah dinyalakan, para dancer sudah siap ditempatnya masing-masing, semua fans pun kembali berteriak dan laki-laki itu pun mulai menyanyi dan menari. Gadis itu pun tersenyum sedikit, ia memperhatikan lelaki itu tanpa sedetik pun mengedipkan matanya. Ia mengaguminya, menyukainya, dan mencintainya.

                Tiga menit berlalu da ia menyudahi penampilannya, dan sebelum meninggalkan panggung ia sempat mengatakan beberapa hal kepada penonton dengan wajah ramah dan tutur katanya yang halus dan manis yang bisa membuat para fangirl itu berteriak histeris.

                Braak!

                Terdengar suara pintu kamar yang dibanting, gadis itu kaget dan begitu ia menoleh ia menemukan seorang laki-laki sedang berdiri di depan pintu kamarnya yang dibuka paksa tadi. Laki-laki itu berjalan mendekatinya dengan memasang wajah yang seram, dan seketika itu juga gadis itu pucat menatap eksperesi wajahnya.

                Gadis itu berteriak ketika Laki-laki itu menjambak rambut panjangnya sambil membentaknya. “Kau menonton televisi? Bahkan kau menonton dan memperhatikan penampilanku di televisi? Beraninya kau melakukan itu sementara kau menelantarkanku yang kelaparan hah??!!” Ujarnya sambil  menjambak rambutnya lebih kencang.

                Gadis itu berteriak kesakitan, matanya sudah mulai meneteskan air mata. “Menangis? Hanya itu saja yang bisa kau lakukan? Aku tidak butuh tangisanmu!! Yang kubutuh hanya makan malam Kang Yoo Riem! Kau dengar itu?!” Bentaknya didepan wajah gadis yang bernama YooRiem itu.

                Laki-laki itu mendorong kepala YooRiem hingga bersentuhan dengan lantai, menghentakkan kepalanya ke lantai keramik yang keras bagaikan yang ia pegang itu bukan bagian tubuh manusia. “Sekarang buatkan aku makan malam, aku tidak mau menunggu lama. Cepat!” Ujar laki-laki itu lalu bangun dan melepaskan tangannya, membiarkan gadis itu bebas. Sebelum melangkah pergi keluar kamar ia sempat menendang punggung gadis itu dengan kencang, lalu tersenyum menyeringai dan kemudian pergi.

                YooRiem bangkit sambil menahan sakit, matanya masih berlinang air mata namun ia memaksakan dirinya untuk berdiri daripada harus menerima resiko yang lebih parah lagi. Ia berjalan keluar kamarnya menuju dapur apartemen ini, ketika menuju dapur ia melihat laki-laki tadi di ruang tamu. Laki-laki yang tadi dikamarnya, laki-laki yang merupakan majikannya, dan laki-laki ini adalah Kwon Ji Yong. G-Dragon. Dan yang lebih ironis, ia mencintainya.

                Kang Yoo Riem adalah gadis yang setengah tahun lalu bekerja sebagai waitress disebuah klub malam, pada saat itu pertama kali Ji Yong melihatnya. JiYong yang merasa sangat tertarik dengan YooRiem langsung bertemu dengan pihak manager klub tersebut untuk bisa membawa pulang gadis itu untuk dipekerjakan.

Am I Too Late? - Chapter 2

Am I Too Late? - Chapter 2
Author : Yuechara (Kartika Paramaswari)
Rating : PG-13
Genre  : Drama, Romance
Disclaimer : I own nothing. Except the story's plot.
 A/N : chapter ini cukup puanjang =_= hahaha sorry. maaf juga kalo jadinya aneh dan errr creepy? v_v gomenasai~~ but at least, please enjoy this :)

Here you go~~~~

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Yue? Ada perlu apa Massu dengan gadis itu?” Batinnya dalam hati, lalu karena penasaran ia pun membuka loker Yue dan melihat ada setangkai bunga mawar dan sebuah surat. Pikiran Tegoshi pun langsung bisa membaca maksudnya, Massu memberikan surat cinta kepada Shen Yue.
                
 Tegoshi menutup kembali loker gadis itu, lalu ia menuju lokernya. Ia menaruh tasnya dan mengambil buku pelajaran pertama dan tempat pensilnya lalu berjalan menuju tempat duduknya dan duduk disana. “Rupanya gadis itu punya banyak penggemar, Izawa, Tsuichi, Jun dan sekarang Massu.” Batinnya.

                “Kalau dipikir sih dia memang cantik, dan matanya yang tidak sipit itu membuatnya berbeda dari notabene orang Chinese pada umumnya.” Tambahnya lagi. “Oh, bagaimana reaksi Massu dan yang lainnya ya jika aku beritahu bahwa aku akan kerumahnya malam ini?” Pikirnya, sedetik kemudian ia tersenyum sendiri membayangkan apa reaksi mereka semua.

                “Kurasa sebaiknya aku tidak perlu memberitahu mereka, bisa bisa aku dihajar mereka semua nanti.” Batinnya lalu tertawa kecil.

                Sekitar lima menit sebelum bel masuk dimana semua anak-anak hampir sepenuhnya sudah berada di dalam kelas, Shen Yue baru masuk ke kelas. Ia masuk melalui pintu belakang kelas dan langsung menuju tempat loker yang terletak di bagian belakang. Saat membuka lokernya Yue pun menemukan setangkai bunga mawar dan surat disana, ya yang tadi Massu letakkan disana secara diam-diam.

                Yue mengambil mawar dan surat itu, dan saat itu juga Tegoshi yang melihatnya langsung berkata dengan suara cukup keras. “Kau dapat lagi? Itu surat cinta untukmu yang kesekian kalinya bukan? Sudah sekitar lima kali kau mendapat surat cinta di lokermu.” Ujarnya, lalu seisi kelas yang mendengar ucapan Tegoshi lagsung menoleh kearahnya, lalu kearah Yue yang masih memegang setangkai mawar dan surat itu.

                “Ya Tegoshi, wajar saja dia mendapat surat terus. Dia kan cantik, siapa yang tidak suka dengan gadis cantik?” Balas seorang siswa.

                Yue hanya diam saja, ia tidak memperdulikan apa yang diucapkan teman-teman sekelasnya. Bisa dibilang memang ia sudah terbiasa mendapatkan surat dan menghadapi situasi kelas yang seperti ini. Yue menaruh kembali mawar itu di lokernya sementara ia membawa surat itu ke tempat duduknya bersama alat tulis dan buku pelajaran. Saat ia duduk di bangkunya ia pun membuka amplop dari surat itu, lalu membuka dan membacanya.

Shen Bao Yue,
Ah, jika hanya menulis itu jauh lebih mudah dibandingkan mengeja namamu.
Hehehe J
Namamu sulit sekali diucapkan oleh lidah jepangku, namun kurasa hatiku juga menjadi lebih rumit dalam seketika jika aku melihatmu.
Bukan rumit dalam hal yang buruk pastinya, hatiku menjadi rumit karena melihatmu saja sudah membuatku berdebar kencang.
Shen Yue, aku melihat kamus mandarin dan menemukan bahwa arti namamu –yue—adalah bulan. Siapa yang memberimu nama itu? Ayahm? Ibumu? Atau anggota keluargamu yang lain?
Siapapun itu mereka pasti sangat hebat memilih nama yang sangat sesuai dengan dirimu.
Meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa kau adalah orang yang dingin dan aneh, namun dimataku kau benar-benar seperti bulan. Kau cantik, wajahmu yang ketika tersenyum seperti memancarkan kebaikan dan kesejukan setiap kali aku memandangmu.
Mungkin aku terlalu banyak berbicara sekarang, hehehe J Tapi percayalah, semua yang ku ucapkan itu jujur dari apa yang kurasakan dan kulihat. Jadi jangan anggap aku sedang menggombal atau membual,hal itu tidak ada dalam kamusku. Hehe.
Yaaah, jadi inti dari surat ini adalah aku ingin bisa lebih dekat denganmu. Aku ingin bisa mengobrol denganmu, jadi aku tidak perlu hanya memandangmu jika aku melihatmu. Jika kita saling mengenal pasti kita akan bisa bertegur sapa satu sama lain jika berpapasan.
Aku tidak menginginkan lebih dari pertemanan J Aku hanya ingin berteman denganmu, itu saja.
Ah ya, aku tidak akan mengirim surat lagi. Namun aku akan menemuimu dan menyapamu, yaaah mungkin tidak sekarang, tetapi aku janji aku akan segera menunjukan siapa aku. Hehehe :p
Yasudah, hanya itu saja. Maaf sudah menyita waktumu hanya untuk membaca surat konyol dariku. Gomenasai.. Dan terima kasih,
M—

                Yue melipat kembali surat itu, lalu kembali menyimpannya didalam kotak pensilnya. Ia tidak bisa berkomentar, atau lebih tepatnya tidak mau berkomentar hanya untuk surat yang dianggapnya hanya sebuah surat biasa yang tidak memiliki arti apa-apa.

                Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa Yue pun senang mendapatkan  surat-surat cinta untuknya, seperti ada kebanggan tersendiri bisa menerima bunga dan surat dari seorang pria.

Malamnya….
                Tok tok..