Welcome to my journal :) My fantasy land that full filled with my randomness.

Sunday, November 7, 2010

Chroma~ (fanfiction) Yue's Before Story

Hallo..
lama tak bersua (~3-)~
saya kembali nih dan as usual borongan ngepostnya u.u

okay, this is my fanfiction project with my beloved Chroma ladies XDD (Mba ria, mba cicil, ririz, anggi)


Check it u.u

Chroma-----------
Yue (Yoo Riem)’s before story…


“YA-KANG YOO RIEM!”

Aku tersentak, suara keras dan melengking itu membangunkanku yang sedang tidur. Segera aku bangkit dan mencari sumber suara tersebut disekitar kamarku.

“Tok tok” terdengar suara ketukan “YOO RIEM-AH” suara itu kembali memanggil dan sekarang aku tau suara itu berasal dari luar jendela kamarku. Buru-buru aku membukakan jendela dan melihat siapa yang ada disana, Eomma-ku.

“aigoo~ Eomma, kenapa berteriak dijendela. Kenapa tidak langsung masuk saja?” keluhku yang masih mengantuk.

“Aku lupa bawa kunci rumah, sekarang cepat bukakan pintu sebelum aku mati kedinginan.” Perintah Eomma padaku.

“Iya iya baiklah” ujarku dan berjalan menuju pintu depan, aku pun membukakan pintu dan berhadapan langsung dengan Eomma yang memasang wajah kusut.

Eomma masuk kedalam rumah dan langsung duduk di ruang tengah, ia menghela nafas dan memijat keningnya. Aku menghampiri dan duduk dihadapan Eomma-ku dan memeluk bantal.

“Eomma ada apa? Tumben sekali jam 9 pagi sudah kembali ke rumah. Ada apa dikantor?” Tanyaku ketika melihat Eomma terlihat pusing memikirkan sesuatu.

“Ada sedikit masalah, dan masalah ini aku harus bicarakan denganmu serta Minhyukie.” Ujarnya padaku.

“Masalah? Masalah apa?” Tanyaku heran.

“Akan kujelaskan setelah kakakmu ada disini. Sekarang dimana dia?” kata ibuku seraya melihat sekeliling.

Aku mengangkat bahu. “Entahlah mungkin keluar.”

“Cepat hubungi dia, suruh pulang sekarang.” Perintahnya padaku.

Aku pun meraih telepon rumah yang terletak di meja kecil disamping tempat dudukku, lalu memanggil nomer Hyukie kakakku.

“Yeobboseo?” jawab kakakku disebrang sana.

“Oppa~ kau ada dimana?” tanyaku.

“Yoo Riem? Ah, aku ada dirumah Jung Shin. Ada apa?” Ujarnya.

“Cepat pulang, Eomma ingin bertemu dan membicarakan sesuatu.”  Kataku padanya.

“Pulang? Sekarang?” Tanyanya.

“Ne~” jawabku.

“Ada apa memangnya?” ia bertanya lagi.

“Aku tidak tahu, pokoknya Eomma menunggumu dirumah sekarang.” Ujarku padanya.

“Baiklah aku pulang sekarang.” Katanya dan menutup telepon.

Akupun meletakan telepon itu kembali ketempatnya, dan Eomma bertanya padaku.“Dimana dia?”

“Ada dirumah Jung  Shin-sshi, llima menit lagi juga sudah pulang.” Kataku dan Eomma pun tidak berkata apa-apa lagi. Aku memperhatikan raut wajah ibuku yang terlihat pusing. “Eomma~ ada apa? Kelihatannya kau begitu resah?” tanyaku penasaran.

“ Nanti akan kuberitahu. Sekarang buatkan aku teh madu, kepalaku pusing.” Ujarnya dan memerintahku (lagi) ==”

Aku pun menuruti apa yang diperintahkannya, aku menuju dapur dan membiarkan ibuku sendiri di ruang tengah untuk menenangkan pikirannya. Selama aku membuat teh kudengar suara pintu depan terbuka dan juga suara MinHyuk oppa memanggil Eomma. Aku selesai membuat teh, namun aku memutuskan untuk membuatkan minum untuk Hyukie Oppa juga, jadilah aku tinggal didapur lebih lama.

Aku keluar dari dapur dan membawa dua gelas minuman menuju ruang tengah, aku letakkan cangkir teh madu Eomma dihadapannya, serta gelas minuman satu lagi didepan Hyukie oppa. Eomma mengambil cangkir tersebut dan meneguknya hingga habis setengah, lalu menaruhnya kembali diatas meja. Aku dan Hyukie oppa memandang Eomma dengan penasaran bercampur khawatir.

“Ada apa? Sepertinya ada masalah penting.” Tanya Kakakku pada Eomma yang memang terlihat pusing sedari tadi.

Ia menghela nafas. “Ada yang harus aku bicarakan dengan kalian. Ini menyangkut tentang pekerjaanku, dan aku harus pindah dari sini.” Ucapnya pada kami.

“Apa? Pindah? Kita akan pindah?” Tanyaku kaget.

Eomma buru-buru menjawab. “Ah tidak tidak, kau sudah sekolah menengah tingkat akhir. Akan susah jika kau pindah sekolah.”

MinHyuk Oppa angkat bicara. “Jadi, maksudmu aku dan Yoo Riem akan tinggal berdua saja di Seoul?” Tanyanya sedikit kaget bercampur resah.

Eomma menghembuskan nafas panjang. “Ya, itu yang ingin aku katakan.” Kata ibuku.

Aku menjatuhkan punggungku di sofa “Jadi aku dan MinHyuk Oppa akan tinggal berdua saja di Seoul?  Aigoo~” Aku membenamkan wajahku di kedua telapak tanganku. “Seandainya Appa bukan seorang pelaut, serta Eomma hanya ibu rumah tangga. Pasti rumah ini akan ramai.” Kataku lemas.

“YooRiem-ah~ maaf, tapi aku benar-benar harus pergi. Hanya tiga tahun, dan setiap bulan aku akan mampir kesini.” Kata Eomma padaku sambil memegang lenganku.

“Ya ya ya.. aku mengerti.” Jawabku sedikit malas.

“Memang Eomma harus pindah kemana?” Tanya kakakku.

“Iksan, pabrik baru dibangun disana. Aku ditugaskan mengawasi pabrik baru itu.” Jelasnya.

“Eomma~” panggilku. “Kapan kau berangkat? Dalam waktu dekat kah?” Tanyaku yang sudah mulai sedih.

Eomma tersenyum dan memeluk bahuku. “Ya, lusa aku pergi kesana.” Katanya.

Aku dan Hyukie oppa tersentak kaget. “Apa? Lusa? Secepat itu?” Tanya MinHyuk Oppa yang sangat kaget.

Eomma menghela nafasnya lagi. “Ya, aku saja baru diberitahu tadi. Makanya aku buru-buru pulang untuk menemui kalian.” Ujarnya pada kami berdua.

“Eomma~” Aku memeluknya dan menangis.

Eomma memelukku dan mengelus rambutku. “Ssssh~ jangan menangis, aku akan rajin menjenguk kalian disini.” Katanya padaku tetapi aku terus saja menangis sedih dipelukannya, sedangkan MinHyuk Oppa hanya bisa diam dan tak berkata apa-apa.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 weeks later……….

Everyday I shock, every night I shock~”

“Siapa sih yang nelpon pagi-pagi gini.” Keluhku dalam hati, aku meraba tempat tidurku untuk mencari handphoneku yang berdering dari tadi.

Everyday I shock, every night I shock~”  Handphoneku masih berbunyi terus dan aku baru menemukannya lima detik kemudian. Aku membuka mataku sedikit untuk melihat nama orang yang menelponku “Lee Gi Hae”. Aku pun mengangkatnya “Yeobboseo? Gi Hae-ya?”

“Ne~ YooRiem-ah, bisakah aku kerumahmu?” Jawab GiHae yang bertanya padaku.

Aku melirik kearah jam dinding dikamarku, pukul 6:30, terlalu pagi untuk bertamu. “Sekarang? Ini masih jam setengah tujuh pagi .” Jawabku.

“Ayolah, aku benar-benar butuh bantuanmu. Aku kerumahmu sekarang ya?” Ucapnya sedikit memaksa.

Aku pun menyerah, mungkin ia memang membutuhkan bantuan. “Yasudah, datang saja. Tapi aku belum mandi, jadi jangan protes ya nanti.” Kataku padanya.

“Iya, aku akan sampai 20 menit lagi. Annyeong~” Katanya mengakhiri pembicaraan kami.

“Ya, annyeong~” kataku dan menutup telepon.

Aku menguap dan menarik selimut menutupi tubuhku, musim dingin yang membekukan. Lima menit aku berbaring di tempat tidur, lalu aku pun bangun dan beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi.

Setelah itu aku turun kelantai bawah dan melihat Hyukie oppa sedang membuat susu di dapur, aku menghampirinya dan membuka kulkas yang terletak tak jauh dari tempat Hyukie oppa berdiri. Aku mengambil sebuah apel dan duduk di kursi makan sambil menekuk lututku.

“Tumben kau sudah bangun, ini kan hari minggu.” Tanya MinHyuk Oppa padaku.

Aku menggigit apelku dengan malas. “GiHae menelponku tadi, dia bilang mau kesini.” Jawabku lalu kembali memakan apel.

MinHyuk Oppa mencampurkan bubuk cokelat kedalam gelas susunya. “GiHae? Teman sekelasmu itu?” Tanyanya.

“Ye~” jawabku singkat.

“Ada apa dia kesini pagi-pagi?” Katanya bertanya padaku sambil berjalan kearahku dan duduk dihadapanku, ia meletakkan satu gelas susu didepanku.

“Entahlah, dia bilang butuh bantuan. Mungkin ada sesuatu yang penting.” Ujarku lalu meraih gelas susu yang ada dihadapanku dan meminumnya habis.

Ting Tong” terdengar suara bel pintu “Mungkin itu dia.” aku bangkit dan berjalan menuju pintu depan dan membukakan pintu. Benar saja, GiHae yang ada dihadapanku sekarang.

“Yoo Riem-ah~ Aku butuh bantuan…” Katanya padaku.

“Masuklah, ceritakan semuanya didalam.” Kataku mempersilakannya dan dia mengikutiku sampai keruang tengah dan duduk disampingku. “Nah sekarang ceritakanlah, kau butuh bantuan apa?” Tanyaku.

GiHae menggigit bibirnya dan terlihat sedikit takut atau ragu-ragu. “Yoo Riem-ah~ bisakah… bisakah aku.. tinggal denganmu?” Ucapnya.

Aku diam, kaget untuk sementara detik. “Mworago? Tinggal denganku? Disini?” Tanyaku padanya.

“Ne~ “ Jawabnya singkat sambil menundukkan wajah.

“Apa alasanmu meminta tinggal disini? Kau kan punya rumah?”
GiHae menghela nafasnya. “Aku…………………………………….

Ps : ini tugasnya anggi yang lanjutin di ff-nya yaaaaaa… v.v
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Kau ini… seperti kelelawar saja. Ya sudah. Selamat tidur.” Aku keluar dari kamar tamu yang sekarang menjadi kamar GiHae, aku masuk kedalam kamarku yang terletak disebelah. Aku duduk dimeja tulisku, memandang jendela yang memperlihatkan langit pagi yang cerah. Aku memikirkan kejadian hari ini, GiHae datang kerumahku dan berkata ingin tinggal denganku.. ah tidak ia sudah tinggal disini.

Aku tak tahu persis bagaimana perasaanku, aku merasa sedih dan prihatin pada GiHae namun aku uga merasa senang aku bisa membantunya. Dan yang terpenting aku senang rumah ini tidak akan lebih ramai, yaa meskipun Cuma bertiga tapi aku yakin GiHae dan aku bisa membuat gempa satu rumah bila sudah bersatu (??).

Aku mendengar pintu kamarku terbuka, aku menoleh dan kulihat MinHyuk oppa masuk kekamarku dan duduk di tempat tidurku. Ia memasang wajah serius, “Yoo Riem-ah, kapan kita akan memberi tahu Appa dan Eomma tentang GiHae?” Tanyanya.

Aku memutar kursi hingga berhadapan dengan Hyukie Oppa. “Mwo? Kenapa Tanya padaku, aku kan adik disini.” Jawabku.

“Hmm…” dia bergumam dan lalu diam. “Baiklah nanti malam aku akan menelpon eomma dan appa. Tapi kalau aku mengalami kesulitan aku butuh bantuanmu ya.” Ujarnya padaku.

“Arasseo..”jawabku singkat.

Hyukie oppa bangun dan beranjak keluar, namun ia berhenti di depan pintu. “Yoo Riem-ah, kau mau sarapan apa? Aku baru ingat kita belum makan.” Tanyanya.

“Hmm… roti bakar saja.” Kataku dan Hyukie oppa bersiap untuk keluar dan menutup pintu kamarku. “AH YA~ OPPAA~” Panggilku menahannya keluar.

Hyukie oppa membuka lagi pintuku “Aigoo~ apa?” tanyanya.

Aku bangkit dari kursi dan meraih ponselku. “Sebentar aku ingin memperlihatkan sesuatu.” Kataku padanya sambil memencet keypad handphoneku. “nah ini.” Kataku dan kutunjukkan layar handphoneku kepada Hyukie Oppa.

Ia mengambil handphoneku dari tanganku, ia membacanya. “Apa? Audisi girlband?” Tanyanya bingung.

“Ah anu.. err…. Aku mau minta izin untuk ikut audisi itu.” Jawabku sedikit malu, ini pertama kalinya aku mengatakan hal ini pada kakakku.

Minhyuk oppa membelalakkan matanya kaget. “Mworago? Kau mau ikut audsi ini??”

“Ne~ Boleh kah?” Tanyaku.

Ia terdiam sebentar. “Aku mendukung apapun kegiatanmu selama itu positif. Tentu saja aku izinkan, tetapi kau juga harus meminta izin pada Appa dan Eomma.” Ujarnya.

“Ne~ Arra.. aku pasti akan memberitahu mereka.” Jawabku.

Minhyuk oppa berbalik, bersiap untuk keluar kamar. Namun ia berhenti dan berbalik kearahku lagi. “Ngomong-ngomong… apa alasanmu ikut audisi itu? Tidak biasanya kau tertarik dengan hal-hal seperti itu.” Ia bertanya padaku dengan bingung.

“Ah, sebenarnya ini karena orangtua kita.” Jawabku sedikit sedih.

Minhyuk oppa mengerutkan dahinya. “Apa? Jelaskan.”

Aku menghela nafas. “Aku merasa jauh dengan eomma dan appa, aku bahkan takut appa lupa dengan wajahku… aku.. aku ingin mereka bisa melihatku meskipun jarak kita jauh. Aku mau mereka ingat wajahku, ingin mereka menatap bangga padaku jika aku bisa ada di layar televisi.”  Jelasku padanya.

Minhyuk oppa terdiam, ia menghampiriku dan lalu memelukku. “Aku juga merasakan hal yang sama.” Katanya. “ Teruskanlah, aku mendukungmu.” Katanya padaku dan melepaskan pelukannya.

Aku memandang wajah kakakku dan tersenyum padanya. “Terima kasih.” Ucapku.

Minhyuk oppa hanya tersenyum, lalu ia mengacak-acak lembut rambutku. Dia berbalik dan akhirnya keluar kamar. Aku tersenyum, merasa bahagia memiliki kakak seperti dia. Ah ya, aku harus memberitahu GiHae juga, aku akan memaksanya ikut audisi juga.

Akupun keluar kamar dan membuka pintu kamar GiHae dengan keras. Aku menghampirinya yang sedang tertidur.  “YAK! YAK!! IROHNA!!”  aku mengguncangkan badannya untuk membuatnya bangun.

“Yash… YooRiem! Aku kan sudah bilang aku mengantuk!” kesalku karena tidurku terganggu.

“Ikut ini, yuk!!” Aku menunjukkan layar handphoneku didepan wajahnya.

GiHae menyipitkan matanya untuk membaca tulisan tersebut. “Au..disi girlband?” tanyanya dengan aneh (??)

“Iya! Ayo ikut ini GiHae-ya~ kau tahu kan aku eomma dan appa ku jauh dari ku, aku hanya ingin mereka melihatku, dan kupikir, dengan cara seperti ini mereka bisa dengan mudah melihatku. MinHyuk oppa juga mendukungku. Kau mau kan temani aku?” Jelasku padanya mencoba merayunya untuk mau ikut audisi itu denganku.

“Andwae.”  Ia menjawab singkat dan kembali memejamkan matanya.

“YAK!! Jebaall”  Kataku sedikit keras dan memaksa (??)

“Ara, ara! Sudahlah. Aku mau tidur.” Jawabnya dengan malas, namun jawabannya membuatku tersenyum.

“Jadi kau mau?” Tanyaku dengan senyum sumringah.

“Ne.” Ia menjawab dengan mata terpejam.

“Hyaaa >.< gomawo GiHae.” Kataku dan memeluknya.

“Biarkan aku tidur… jebaalll” Katanya dan aku pun melepaskan pelukanku.

“Chua… sleep well, GiHae.” Kataku dan keluar dari kamarnya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku telah memikirkan ini sejak lama, dan entah mengapa aku begitu bersemangat. Yaaa… lihat sajalah nanti bagaimana…

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- gimana gimana?? u.u haha kalo mau baca fict Chroma yang lainnya liat disini
thankyou <3 comment are love~ Cast : Me as Kang Yoo Riem Image and video hosting by TinyPic

Kang Min Hyuk (CN BLUE) as Kang Min Hyuk (YooRiem's brother)


Anggi as Lee Gi Hae




hehe penasaran kenapa fotonya gihae begini? xp
baca aja fanfiction Chroma versi Gi Hae..

2 comments: