Welcome to my journal :) My fantasy land that full filled with my randomness.

Friday, March 18, 2011

(fanfic) Am I too late? - chapter one

Holaaaa >___< this is my first japanese fanfic >__< haha, gomen kalo masih gaje atau banyak yang salah. maklum, anak baru >_< kkk silakan di nikmati dan berikan komentar XD ASK ME IF YOU WANT TO REPOST THIS --------------------------------------------------------------------------- Am I too late? Cast : Tegoshi Yuya Image and video hosting by TinyPic
Massu
Image and video hosting by TinyPic
and Shen Yue (OC)
Image and video hosting by TinyPic
Genre : Romance
Rating : PG 13/15
Author : Kartika Paramaswari (Yuechara)

*Author POV*

“Shen Yue, kau sudah menemukan partner kerja kelompokmu?” Tanya Kawamura sensei kepada Yue, gadis cantik berpostur model –namun sayang banyak yg mengatakan dia adalah gadis yang aneh karena suka menyendiri— ia baru pindah dari Hong Kong sebulan yang lalu.

“Belum.” Jawabnya dengan singkat.
“Mengapa belum? Cepat tentukan, aku tidak mau hal ini jadi memperlambat tugasmu.”
“Aku tidak butuh partner, aku bisa sendiri.” Katanya sambil menutup buku besar di mejanya.
Kawamura sensei mengerutkan dahinya dan memandang heran gadis itu. “Baiklah, tetapi kau harus mengumpulkan tugas penelitian itu tepat waktu.”
“Aku mengerti.” Ujar gadis bernama Yue itu sambil mulai memasang earphone ke telinganya dan mengeluarkan sketch book miliknya.
Ruangan kelas yang mulai ribut dan Kawamura sensei yang memang sudah bersiap meninggalkan ruangan membuat Yue santai saja menggambar dan mendengarkan musik meskipun ini masih jam pelajaran Sosial Budaya. Tiba-tiba pintu kelas terbuka dan masuklah dan masuklah seorang siswa, Tegoshi Yuya.
“Darimana saja kau? Mengapa baru masuk saat jam pelajaran sudah hampir habis?” Tanya Kawamura sensei pada Tegoshi.
“Aku dari ruang konseling, mereka menanyakan apa alasanku tidak masuk selama seminggu.” Jawab lelaki itu dengan wajah yang terlihat masih mengantuk.
“Hmm.. yasudah.” Ujarnya, ia memandang Tegoshi sesaat lalu Nampak seperti berfikir.
“Ah ya, Shen Yue, untuk tugas ini kau kupasangkan dengan Tegoshi, Tegoshi kau berpasangan dengan Yue. Aku tidak mau mendengar protes dan keputusanku tidak bisa diganggu gugat, selamat mengerjakan tugas. Permisi.” Jelasnya pada dua muridnya ini dan ia langsung beranjak pergi meninggalkan kelas.
Tegoshi Yuya masih bingung dengan apa yang diucapkan Kawamura sensei tadi, ia baru masuk dan langsung diberikan tugas yang ia tidak ketahui tugas macam apa =_=. Sementara Yue hanya menatap wajah partner kerja kelompoknya yang sedang kebingungan sesaat, lalu kembali menggambar.
Tegoshi berjalan menuju mejanya yang terletak di pojok belakang, ia hanya meletakkan tas sekolahnya dan setelah itu menghampiri Yue, gadis yang selama ini dikenalnya sebagai gadis aneh itu. “Shen Yue.” Panggilnya dan gadis itu menoleh, menatapnya beberapa detik dengan pandangan yang dingin.
Tegoshi memutar bangku yang berada didepan meja gadis ini agar bisa berhadapan dengan Yue, lalu duduk disitu. “Bisakah kau jelaskan tugas apa yang harus kita kerjakan?” Tanyanya dengan ramah.
Yue kembali menatapnya, masih dengan tatapan yang dingin. Ia lalu membuka kedua earphone yang tadi terpasang dikedua telinganya. “Kau berbicara denganku?” Tanyanya.
Tegoshi mengerutkan dahinya. “Tentu saja, yang ada dihadapanku saat ini Cuma kau.” Jawabnya.
“Apa yang kau tanyakan tadi? Bisa kau ulangi?”
“Aku ingin tahu tugas apa yang harus kita berdua kerjakan, Kawamura sensei mengatakan bahwa kita adalah parter.” Ucap Tegoshi.
Yue menutup sketch book miliknya, gambar yang ia buat masih setengah jadi. “Kau bukan partnerku, aku bisa mengerjakannya sendiri.” Jawabnya dingin sambil ia mulai memasukkan buku-buku dimejanya kedalam tas.
“Apa katamu? Apa kau tuli? Kau tak mendengar apa yang Kawamura sensei katakan?” Ucapnya pada Yue.
“Aku hanya mendengar ia memilihmu sebagai partnerku, selebihnya tidak dapat kudengar.” Jawabnya.
“Oh ya, aku lupa kau memakai earphone tadi.” Katanya. “Kawamura sensei bilang bahwa kau dan aku adalah partner dan tidak boleh ada yang memprotes ataupun mengubah keputusannya.” Jelas Tegoshi sambil memainkan pena yang ada dimeja Yue.
Yue menghela nafasnya, ia tidak ingin direpotkan dengan parter kerja yang dianggapnya hanya merepotkan, namun akan jauh lebih merepotkan jika ia berdebat dengan Kawamura sensei hanya karena masalah partner tugas ini.
“Merepotkan.” Katanya. “Baiklah kalau memang begitu, kita diberi tugas untuk melakukan penelitian tentang anak-anak yang berdarah campuran, bagaimana cara mereka bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan bagaimana cara yang digunakan para orang tua mereka untuk mempermudah proses sosilaisasi anak-anak mereka.” Jelasnya panjang lebar, lalu ia merampas (?) pulpen miliknya yang sedang dimainkan Tegoshi tadi dan cowok itu pun kaget pulpen dihadapannya diambil secara paksa (?).
“Jadi, ini adalah praktek lapangan?” Tanya Tegoshi.
“Ya, begitu.” Jawab Yue. “Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah, presentasi, serta harus disertakan bukti wawancara dengan narasumber. Dan tenggat waktunya adalah sebulan.” Tambahnya.
“Hmm..” Tegoshi diam sejenak, seperti berfikir. “Baiklah kalau begitu, semenjak kita adalah partner kurasa aku akan membutuhkan nomor teleponmu.” Ujarnya.
Yue mengeluarkan ponsel lipatnya dan memberikannya pada tegoshi, untuk menunjukkan nomor teleponnya. Tegoshi pun mencatatnya di ponselnya, lalu mengembalikan ponsel lipat yang digenggamnya kepada pemiliknya.
“Terima kasih, aku pun sudah memasukkan nomor ponselku di kontak ponselmu. Aku menyimpannya dengan namaku, kau tahu namaku kan? Kita tidak pernah berkomunikasi sebelumnya, aku khawatir bahkan kau tidak mengenal namaku.” Ujar Tegoshi pada Yue yang masih sibuk membereskan mejanya yang memang selalu berantakan.
“Tegoshi Yuya, itu namamu.” Ucapnya.
“Wah, kau tahu rupanya.” Ujarnya sambil tersenyum lebar. “Baiklah Shen Yue, aku pergi makan siang dulu.” Pamitnya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya kearah Yue, sementara Yue hanya membalasnya dengan tatapan dingin, mengabaikannya dan kembali memasang earphonenya.

*Malamnya…*
“Eng…”
Yue membuka matanya, seketika itu juga ia menutup kedua matanya dengan telapak tangan karena merasakan silau dari lampu meja yang masih menyala. Ia perlahan mengangkat bahunya, mengucek kedua matanya dan merenggangkan otot-otot tubuhnya yang tadi baru saja tertidur. Sedetik kemudian ia menyadari bahwa ia tertidur ketika sedang menggambar.
“Mengapa aku bisa tertidur.. tumben sekali.” Ujarnya, lalu ia memandang kearah jam weker digital di hadapannya. Jam itu menunjukkan pukul 7:14 pm waktu Tokyo, dan di sisi kiri bawah jam itu menunjukkan waktu di Hong Kong.
Yue tinggal jauh dari keluarganya, semua keluarganya tinggal di Hong Kong. Ia sendiri pergi ke Jepang karena mendapat beasiswa dari sekolahnya, ia akan tinggal disini sampai berhasil meraih gelar sarjana. Semua biaya sekolah sudah ditanggung oleh pemerintah Hong Kong disana, Yue pun tiap bulan mendapat uang saku sebanyak ¥ 145.000.
Ia bangkit dari tempat duduknya, ia melangkah menuju meja keramik yang merupakan dapur dan tempat mencuci piring. Ia tinggal di flat yang terbilang kecil, namun karena ia hanya tinggal sendiri jadi flat ini menurutnya sudah cukup. Flat kecil ini yang tadinya hanya ruangan yang biasa saja sudah menjadi lebih berkarakteristik karena banyak gambar sketsa yang dibuat Yue yang ditempelkan di dinding flat ini.
Yue meraih cangkir putih di rak piring lalu ia mulai mengisinya dengan bubuk cappuccino, lalu menyeduhnya dengan air hangat di dispenser. Selesai membuat kopi Yue kembali duduk di bangku belajarnya, ia melihat jadwal pelajaran untuk besok sambil sedikit menyeruput kopi hangat ditangannya.
“Rupanya besok aku masih harus bertemu dengan Kawamura sensei lagi.” Ujarnya. “Sebaiknya aku hubungi laki-laki itu untuk membahas tugas ini, setidaknya lebih cepat lebih baik.”
Yue meraih ponselnya yang tergeletak diatas tempat tidur, ia mencari kontak nama ‘Tegoshi’ dan setelah menemukannya ia langsung men-dial nomornya.
“Halo?” Jawab seseorang diseberang sana, suara lelaki yang memang Yue kenal dengan suara yang berbicara dengannya tadi siang.
“Tegoshi Yuya?” Tanya Yue.
“Ya, ada apa Shen Yue?” Jawabnya, ia telah menyimpan nomor Yue jadi wajar jika ia tahu siapa yang menelponnya.
“Aku ingin membicarakan tentang tugas kita, kurasa kita perlu menyusun materi dan juga pertanyaan-pertanyaan yang akan kita tanyakan kepada narasumber yang akan kita wawancarai nanti. Kapan kau punya waktu untuk mengerjakannya? Aku tidak ingin menundanya lebih lama meskipun tenggat waktu sebulan yang akan datang.” Jelas Yue panjang lebar.
“Oh, apakah bisa dikerjakan selama jam sekolah?” Tanya Tegoshi.
“Tidak.” Jawabnya. “Ini membutuhkan diskusi dan pendalaman materi tentang ini, kurasa jika kita mengerjakannya disekolah waktunya tidak akan cukup.” Jelasnya lagi.
“Hmm…” Tegoshi Nampak sedang berfikir jika didengar dari nada suaranya. “Aku bebas pada hari minggu, pada hari sekolah dan sabtu aku bekerja part time dari pulang sekolah hingga pukul 7 malam. Jadi jika kau ingin kita mendiskusikannya pada hari sekolah aku bisa datang sekitar pukul 7.” Jelasnya pada Yue.
Yue mengerutkan dahinya sejenak. “Malam hari? Lalu kita akan mengerjakannya dimana? Sulit menemukan tempat yang cocok pada malam hari.” Tanyanya.
“Kurasa tidak baik membiarkan seorang gadis keluar pada malam hari, bagaimana jika dirumahmu?” Tanyanya memberi usul.
“Rumahku?”
“Ya rumahmu.” Ucapnya “Apa orangtuamu akan keberatan?” Tanyanya, sedikit cemas.
“Tidak, aku tinggal sendiri.” Jawabnya.
“Oh..” Nada suaranya menunjukkan bahwa lelaki ini kaget mendegar jawabannya. “Kau bisa mempercayaiku, aku tidak akan berbuat yang tidak pantas. Jika kau mau kau boleh tidak perlu menutup pintu atau bahkan kita bisa mengerjakannya diluar ruangan.” Ujar Tegoshi.
“Yasudah, besok malam datanglah kerumahku paling lambat pukul 8 kau harus sudah disini. Besok disekolah aku akan memberikanmu alamatku.” Ucap Yue.
“Baiklah kalau begitu.”
“Yasudah, sampai jumpa.”
“Ya, sampai jumpa.”
Besoknya…
Tegoshi hari ini datang pagi, satu jam sebelum bel masuk ia sudah sampai disekolah. Ini kejadian yang sangat langka, biasanya Tegoshi selalu datang beberapa menit sebelum bel masuk atau bahkan seringkali ia datang terlambat. Namun pagi ini ia terpaksa datang pagi karena jalanan yang biasa ia lewati sedang berada dalam perbaikan, sehingga ia harus berjalan memutar untuk bisa ke sekolah.
“Tegoshiiii~” Sesorang memanggilnya saat ia sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya.
Tego menoleh dan melihat seorang gadis berambut pendek sedang melambaikan tangan padanya lalu berjalan kearahnya. “Ah, Maki-chan.” Sapanya.
Image and video hosting by TinyPic
“Ohayou Tego-kun.” Ujar maki sambil tersenyum lebar.
“Ohayou Maki.” Balasnya sambil tersenyum pula, lalu mereka pun berjalan bersisian menuju kelas masing-masing.
Ketika Maki sampai di depan kelasnya ia melambaikan tangan pada Tegoshi, sementara Tego masih harus melewati 4 kelas lagi untuk sampai dikelasnya.
Tegoshi yang sudah sampai di depan pintu kelasnya bersiap untuk membuka pintu kelas yang masih tertutup, namun melalui kaca pintu ia melihat ada seorang laki-laki sedang menaruh sesuatu di loker seseorang di kelasnya.
Tego mengerutkan dahinya memikirkan apa yang orang itu sedang lakukan. “Itu Massu, apa yang ia lakukan dikelasku?” Pikirnya sambil terus memperhatikan Massu.
Ketika Massu bersiap untuk keluar kelas Tegoshi berjalan mundur agar Massu tidak curiga bahwa ia tadi memperhatikannya.
Pintu kelas pun terbuka seraya muncul Massu dari dalam kelas, saat memalingkan wajah ia melihat Tegoshi yang sedang berjalan menuju kelas. “Ah Tegoshi, ohayou.” Sapanya pada Tego sambil tersenyum.
“Ohayou.” Balasnya lalu berjalan mendekat. “Kau sedang apa dikelasku?” Tanyanya.
“Ah tidak, tadi aku lewat kelasmu dan lampunya masih mati, jadi aku masuk untuk menyalakan lampunya.” Jawabnya berbohong.
“Ooh.. baiklah kalau begitu. Terima kasih ya.”
“Sama-sama, aku pergi dulu ya.” Ujarnya sambil menepuk bahu kanan Tegoshi lalu berlalu meninggalkan kelas ini.
Tegoshi yang memandang Massu sebentar lalu langsung masuk kedalam kelas dan segera menuju arah loker siswa, ia mencari loker siapa yang tadi dibuka oleh Massu. Tak sampai semenit Tegoshi pun sudah menemukannya, loker yang tadi dibuka oleh Massu adalah loker dengan nama pemilik ‘Shen Yue’.
“Yue? Ada perlu apa Massu dengan gadis itu?”

To Be Continue

Bonus Pic
Tegomass
Image and video hosting by TinyPic
Yue
Image and video hosting by TinyPic

No comments:

Post a Comment